Suatu malam, ketika sedang
berjalan sepanjang
pelabuhan Ketapang
Banyuwangi Jawa Timur,
seorang
pria menemukan lampu tua yang diletakkan
di atas batu. Ketika ia
mengambil dan
menggosoknya, seorang
Jin mendadak muncul.
“Baik, cukup sudah!” bentak Jin itu.
“Ini keempat kalinya dalam bulan ini orang
menggangguku!
Aku begitu marah sampai
aku hanya akan memberimu
satu
permintaan bukannya tiga! Jadi ayolah, ayo! Katakan
apa yang
kau inginkan, dan jangan
membuang waktuku
seharian!.” Orang itu berpikir cepat,
kemudian berkata,
“Yah, aku selalu bermimpi pergi ke Bali, tetapi aku
takut terbang
dan aku cenderung mabuk
laut di atas kapal. Bagaimana
kalau
kau buatkan aku jembatan ke Bali? Dengan begitu, aku
bisa naik
mobil ke sana.” Jin itu tertawa.
“Jembatan ke Bali?! Kau pasti bercanda? Bagaimana
aku bisa
mendapat penyangga yang
sampai ke dasar Laut? Itu
membutuhkan terlalu banyak
baja, dan sangat terlalu banyak
beton! itu sama sekali tidak
bisa dilakukan! Pikirkan
permintaan
lain!” Kecewa, pria itu berusaha keras untuk
memikirkan
permintaan lain.
Akhirnya ia berkata,
“Baiklah, aku punya keinginan lain. Semua wanita
dalam
hidupku berkata aku tidak
peka. Aku berusaha dan
berusaha
untuk menyenangkan mereka, tetapi tidak ada
yang berhasil.
Aku tidak tahu di mana
kesalahanku. Satu
permintaanku adalah
untuk mengerti wanita... tahu bagaimana sebenarnya
perasaan
mereka ketika mereka
membisu padaku... tahu
mengapa
mereka menangis ... tahu apa yang mereka inginkan ketika
mereka tidak memberitahu
aku apa yang sebenarnya
mereka
inginkan... aku ingin tahu apa
yang membuat mereka benarbenar
bahagia.” Sunyi sejenak, kemudian Jin
itu berkata, “Kau mau jembatan itu
berjalur dua atau empat?” MORAL CERITA:
benarkah wanita begitu
rumit untuk dipahami?
==============================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening
Embun Pagi, 1001 Kisah
Sumber Inspirasi. Yogyakarta:
Idea Press. Volume 2. Hal.
351-352. ISBN
978-6028-686-938.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar