AYO GABUNG dan SHARE dengan Teman.....!!!

AYO GABUNG dan SHARE dengan Teman.....!!!
Group Komunitas Wedhus Gembel ( KWG )

Minggu, 08 Mei 2011

Angka 0 dan Angka 1

Cobalah sebutkan angka
terbesar yang kita ketahui,
dan
kalikanlah dengan angka Nol,
kita akan mendapatkan
hasil selalu Nol. Cobalah sebutkan angka
terkecil yang kita ketahui,
dan bagilah
dengan angka Nol, kita akan
mendapatkan hasil tidak
terhingga. Sedang angka 1, berapapun
angka yang kita sebutkan,
dibagi
ataupun dikali hasilnya selalu
sama dengan bilangan itu
sendiri. Angka Nol adalah
representasi dari KEIKHLASAN.
KEIKHLASAN
selalu membawa/
membuahkan KEBERKAHAN.
Angka Satu adalah representasi kebalikan dari
KEIKHLASAN. Dan
KETIDAK IKHLASAN tidak
pernah membawa
keberkahan.
Manusia dengan kehidupannya, pada awalnya
dan masa kanakkanaknya
berada pada posisi angka
Nol. Semakin dewasa,
dengan segala pengalaman
hidupnya dia akan bergerak naik
turun ke arah 1 atau ke
arah 0.
Orang yang mengikuti hawa
nafsunya, akan semakin
mendekati ke angka 1. Pada saat
mencapai angka 1, dia akan
menuhankan
dirinya. Dia akan merasa
bahwa dunia sudah
digenggamnya dan itu atas usaha dan jerih
payahnya. Tampak sekali
kesombongan selalu muncul
dari tingkah lakunya.
Orang yang mampu
mengendalikan hawa nafsunya, dia akan
bergerak ke arah Nol,
menuju ke fitrahnya kembali.
Orang
seperti ini selalu rendah hati
(bukan rendah diri), selalu tawadlu,
berserah diri dan
bertawakal, baik pada saat
diberi kelebihan
maupun kekurangan.
Dari sisi rizki, orang yang berada pada angka 1,
apabila misalnya
mendapatkan rizki Rp.
1.000.000,-, maka itulah uang
yang
diperolehnya, tidak lebih dan tidak kurang. Nilai
keberkahannya
adalah 1 juta rupiah dibagi 1
sama dengan 1 juta rupiah.
Orang yang berada pada
angka 0, apabila misalnya mendapatkan rizki Rp.
1.000.000,-, maka nilai
keberkahannya
adalah tak terhingga.
Berapapun rizki yang
diperoleh, dia mendapatkan rizki yang
berkah tidak terhingga.
Orang dengan
angka Nol ini derajat
keikhlasannya sudah
tertinggi, sehingga berapapun yang diperoleh,
selalu dapat mencukupi
dirinya,
bahkan mampu menolong
orang lain.
Orang dengan angka 0 hanya terdapat pada para
Nabi.
Semakin ikhlas seseorang,
semakin mendekat ke arah
0.
Misalnya 0.2, maka nilai keberkahannya adalah 1
Juta dibagi 0.2
= Rp 5.000.000,-
Sebaliknya, pada saat orang
mendapatkan halangan dan
cobaan. Orang-orang yang ikhlas, yang memiliki angka 0,
berapapun bilangan halangan
dan cobaannya, dikalikan
dengan
0 akan sama dengan 0. Dia
tidak pernah merasakan beban
apapun terhadap halangan
dan cobaan yang
menimpanya.
Sedangkan pada orang yang
berbilangan 1, dia akan merasakan
sakit, stress dan bahkan
sakit jiwa atau berputus
asa, karena dia
selalu merasakan gejolak jiwa
sesuai dengan besar dan kecilnya
cobaan.
Itulah keikhlasan yang
terkait dengan keberkahan.
Keikhlasan
adalah dari hati, dan hanya hati kita sendiri dan Allah
saja yang
mengetahui.
Maka, seorang penjual es
keliling yang menyumbangkan
Rp 2.000,- ke kotak Masjid
secara ikhlas, sangat jauh
nilainya di
depan Allah dibanding dengan
seorang Jutawan yang
menyumbangkan uang Rp 1 Juta ke kotak Masjid karena
niat
yang lain.
Untuk itu, setiap manusia
perlu mengupayakan kembali
atau mengarah ke titik Nol. Maka
akan diperoleh ketenangan
dan
kecukupan yang telah
dijanjikan Allah. ==============================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010).
Mutiara Kalbu Sebening
Embun Pagi, 1001 Kisah
Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 2. Hal.
279-281. ISBN
978-6028-686-938.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar